Kompas.com – Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengklarifikasi asal-usul uang sumbangan para bakal calon ketua umum Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
“Sebab para calon ketum Golkar itu ada yang merupakan pejabat atau penyelenggara negara,” ujar Petrus melalui pesan singkat, Minggu (8/5/2016).
KPK harus menelusuri apakah uang tersebut berasalĀ dari uang pribadi yang sudah dilaporkan dalam LHKPN yang ada di KPK atau bersumber dari pendapatan lain yang tidak atau belum dilaporkan kepada KPK melalui LHKPN perubahan.
“Atau mungkin juga berasal dari hasil tindak pidana korupsi. Siapa yang tahu? Maka itu kami mendesak KPK proaktif mengusut asal-usul uang itu,” ujar Petrus.
Meski demikian, Petrus menilai alangkah baiknya jika para bakal calon ketua umum Partai Golkar itu sendiri yang mengklarifikasi dari mana asal-usul uang tersebut.
Sebelumnya, enam dari bakal calon ketua umum Golkar menyerahkan uang sumbangan untuk penyelenggaraan Munaslub Bali pada 15 sampai 17 Mei 2016.
(Baca: Iuran Rp 1 Miliar dalam Munaslub Golkar Bisa Timbulkan Masalah)
Mereka adalah Ade Komarudin, Priyo Budi Santoso, Setya Novanto, Airlangga Hartarto, Azis Syamsuddin dan Mahyudin.
Ade diketahui menjabat Ketua DPR RI. Sementara sisanya adalah anggota DPR RI kecuali Priyo Budi Santoso.
Adapun, dua kontestan lainnya, yakni Syahrul Yasin Limpo dan Bambang Utoyo tidak memberikan sumbangan.
(Kongres Advokat Indonesia)