Jakarta, CNBC Indonesia – Meski jumlah penyebaran kasus Covid-19 terus melandai selama beberapa bulan terakhir, namun catatan itu tak sejalan dengan kondisi positif khususnya bagi pengusaha waralaba (franchise).
Ketua Komite Tetap Bidang Waralaba Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Levita Ginting Supit mengatakan, tercatat ada sekitar 15 persen atau 953 gerai waralaba tutup baik sementara ataupun permanen selama pandemi Covid-19 berlangsung.
“Berdasarkan survei, sekitar 15 persen atau atau 953 gerai itu tutup sementara atau tutup permanen dari total 5.621 gerai dari 30 brand (merek). Sekitar 14 persen atau 762 gerai itu dimiliki franchisor (pihak pemberi waralaba) dan 86 persen atau 4.859 gerai itu dimiliki oleh franchisee”, ujarnya dalam Program Power Lunch CNBC Indonesia, Minggu (18/4/21).
Dari total 953 gerai tersebut, 60 persen di antaranya merupakan gerai yang berdiri sendiri (stand alone), sekitar 13 persen berada di pusat perbelanjaan (mall) dan sisanya berada di kawasan ruko.
Menurut Levita, pandemi Covid-19 menjadi pekerjaan berat bagi pemilik waralaba yakni franchisor yang harus menjaga keberlanjutan bisnis para franchisee tetap bertahan.
Pasalnya, kegagalan para franchisee menimbulkan citra (image) yang buruk bagi si pemberi waralaba itu sendiri.
“Ini kondisi yang sama-sama sulit bagi franchisor atau franchisee. Emang benar franchisee harus ada royalti yang diberikan tapi kan franchisor mereka harus ada kunjungan, mereka harus nge-lead bagaimana restoran franchisee bisa bertahan. Karena kalau resto franchisee tutup ini menjadi bad image bagi franchisor”, tambahnya.
Di tengah kondisi yang sulit antara pemberi dan penerima waralaba tersebut, keduanya harus melakukan kolaborasi dan solusi bersama agar waralaba yang telah berdiri saat ini dapat terus bertahan menghadapi potensi tutupnya toko baik secara permanen maupun sementara.