MAKASSAR, BB — Setiap manusia itu pasti akan meninggal dunia (mati) Itu sudah menjadi ketentuan alam. Namun demikian tak terlepas dari penyebab kematiannya. Salah satu contoh kasus dalam penanganan pihak Kepolisian Polres Gowa saat perempuan bernama Sitti Zulaeha Djafar (40) ditemukan meninggal dengan tidak wajar.
Mayat Pegawai UNM itu ditemukan oleh lelaki bernama Rusdi yang merupakan saksi. Dia melihat korban (Zulaeha) disebuah mobil Daihatsu Terios warna biru dengan nomor polisi DD 1472 AM. Polisi yang tiba dilokasi tepatnya di Poros Japing Depan Gudang Milik Perumahan Bumi Zarindah, Dusun Japing, Desa Sunggumanai Kecamatan, Patatallassang, Kabupaten Gowa, langsung melakukan olah tempat kejadian perkara, mengumpulkan keterangan saksi-saksi.
Dari hasil olah tepat kejadian perkara, terkuak dugaan petugas kepolisian jika korban Zulaiha meninggal dengan tidak wajar, pertama mobil terios warna biru itu pintu kaca sebelah kiri pecah, polisi juga menemukan bercak darah, selanjutnya jasad korban dievakuasi ke Rumah sakit Bhayangkara.
Pihak keluarga korban bernama Iskandar mengetahui jika Zulaeha (korban) meninggal tak wajar, selanjutnya melaporkan ke Mapolres Gowa untuk meminta dilalkukan proses penyelidikan. Laporan korban terlampir dengan LP/101/III/2019/SPKT/ Sulsel/ Res Gowa pada tanggal 22 Maret 2019. Selanjutnya petugas kepolisian Polres Gowa untuk memperkuat proses penyelidikan dan penyidikan, pihaknya menyerahkan jasad korban ke pihak berkewenangan yakni pihak kedokteran Polisi Polda Sulsel.
Hasil pemeriksaan diungkap Kepala RS Bhayangkara, Kombes Pol Farid Amansyah. Perwira tiga bunga melati ini pun menduga jika korban meninggal dengan tidak wajar. Hasil visum luar ditubuh korban kata dia, ditemukan tanda-tanda kekerasan pada pipi sebelah kiri.
” Hasil visum dari luar menyebutkan bahwa terdapat tanda-tanda kekerasan ditubuh korban pada bagian pipi kiri terdapat luka kores, pada bagian leher tentu berkaitan dengan jalannya nafas terjadi penyumbatan. Itu saat sabuk pengaman tersangkut dileher korban, kemudian memar pada telapak tangan diantara jari telunjuk dan ibu Jari,” jelas Kombes Pol Farid Amansyah.
Dari hasil visum pihak RS Bhayangkara, dikoordinasikan pihak Ditkrimum Polda Sulsel, dan Polres Gowa, Selanjutnya Direktorat Kriminal Umum Polda Sulsel Kombes Pol Idra Jaya mengintruksikan personel Resimen Mobile (Resmob) Polda Sulsel untuk membeck up Polres Gowa, untuk mendalami penyelidikan mulai dari korban keluar dari rumahnya sampai tiba dilokasi tujuan hingga ditemukan meninggal dunia.
Tim gabungan Polres Gowa di beck up Resmob Polda Sulsel tak sampai 1×24 jam berhasil menyimpulkan. Dari hasil penyelidikan dilapangan Zulaeha (korban) bukan merupakan korban perampokan melainkan korban pembunuhan, yang dikuatkan dengan tidak adanya barang berharga milik korban yang hilang.
Satu buah batu, satu buah kunci kontak mobil Daihatsu Terios, satu buah jilbab warna hijau polos, satu buah cincin emas dan jam tangan, satu unit gawai merk Iphone X dalam keadaan rusak berat milik korban, satu unit gawai merk Samsung warna hitam milik pelaku, satu unit gawai merk Xiomi warna hitam milik pelaku, satu lembar baju warna hijau yang digunakan pelaku, uang tunai senilai Rp440 ribu, sampel darah korban dan pakaian korban.
Dari sini hingga pendalaman proses penyelidikan Tim gabungan berhasil mengidentifikasi pelaku. Dia adalah terduga pelaku DR Wahyudi Jayadi yang merupakan tetangga korban yang juga seorang oknum dosen UNM Fakultas Ilmu Keolahragaan Prodi Pendidikan kepelatihan Olahraga. Perburuan dilakukukan tehadap lelaki bergelar Doktor itu.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani mengungkapkan, Sabtu (23/3/209). Dia menjelaskan Tim Resmob Polda Sulsel menyebar setelah mengantongi ciri-ciri lelaki terduga yang membunuh korban. Tidak lama kemudian orang yang diburu itu diketahui keberadaannya.
“Ketika perburuan, diketahui jika pelaku tengah berada di Halaman Rumah Sakit Bhayangkara pada Jumat siang (22/3/2019) sekira pukul 14.05 Wita. Dia sedang melihat jasad korban. Tak butuh waktu lama Tim Resmob Polda Sulsel langsung menyergap lelaki berpakaian rapih itu (DR Wahyu Jayadi) dia tak bisa berkutik, selanjutnya dibekuk, yang selanjutnya digelandang ke Posko Resmob Polda Sulsel untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan,” jelas Dicky.
Menurut pengakuan pelaku dari hasil introgasi awal sambung Dicky, pelaku mengakui perbuatannya telah melakukan membunuh perempuan Zulaiha (korban), dengan cara mencekik pada bagian leher korban dengan menggunakan tangan kanannya.
“Korban saat dicekik oleh pelaku ia memberontak lalu mencakar tangan pelaku. Pelaku pun gelap mata. Dia lalu memukul pipi sebelah kiri korban dengan menggunakan kepalan tangan kanan, selanjutnya pelaku mencekik leher korban dengan manggunakan ke dua tangannya hingga korban meninggal dunia,” beber Dicky menirukan pengakuan pelaku.
Tidak sampai disitu, sambung Dicky lagi, usai membunuh korban. Akal bulus pelaku muncul, “Usai menghabisi nyawa korban. Muncul akal bulus pelaku dengan membuat korban tersebut seolah-olah adalah korban perampokan dengan cara mengunci mobil yang dikendarai oleh korban dari dalam, selanjutnya mengambil barang-barang milik korban yang ada di dalam tas milik korban, kemudian mengambil batu dari kali lalu memecahkan kaca mobil korban,” jelas Dicky lagi.
“Jadi motif pembunuhan dilakukan pelaku terhadap korban, karena pelaku merasa tidak terima dengan perlakuan korban yang selama ini menganggap korban sebagai keluarga. Namun korban sudah terlalu jauh ikut campur terhadap masalah pekerjaan dan masalah pribadinya,” terang Dicky.
Untuk proses hukum lebih lanjut tambah Dicky, pihak Resmob Polda Sulsel menyerahkan pelaku dan barang bukti kejahatannya ke Mapolres Gowa untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut, “Tim Resmob menyerahkan pelaku bersama barang bukti kejahatnya ke Mapolres Gowa untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut,”Kombes Dicky menandaskan.
Baca Juga : Direktur Krakatau Steel Pakai Perantara Terima Commitment Fee