TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akhirnya angkat bicara atas kasus hilangnya wartawan asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi, 59 tahun, di kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istambul Turki. Pada Sabtu, 13 Oktober 2018, Trump mengatakan dia tidak akan menjatuhi hukuman kepada Riyadh jika negara itu terlibat dalam dugaan pembunuhan Khashoggi.
Dikutip dari Reuters pada Minggu, 14 Oktober 2018, Amerika Serikat dan Arab Saudi memiliki kedekatan hubungan bilateral. Saat ini Washington telah mendapat tekanan internasional dan domestik untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Khashoggi, di mana dugaan saat ini yang berkembang wartawan itu telah dibunuh di dalam kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul dan jasadnya sudah dibuang dari tempat itu.
Di antara hukuman yang kemungkinan bisa dijatuhkan Amerika Serikat ke Arab Saudi adalah menangguhkan penjualan perlengkapan militer dari Amerika Serikat ke Arab Saudi. Riyadh saat ini sedang terlibat dalam koalisi serangan ke perang sipil Yaman. Anggota Senat dari Partai Republik dan Partai Demokrat menuntut agar Washington menjatuhkan sanksi yang lebih tegas pada Riyadh.
Di bawah undang-undang Amerika Serikat, penjualan perlengkapan militer hanya bisa diblokade lewat Kongres. Sebuah peninjauan informal bisa dilakukan yang berupa penundaan transaksi, namun ini hanya bisa dilakukan jika muncul kekhawatiran, seperti senjata yang digunakan dipakai untuk membunuh warga sipil.
Trump pada Sabtu, 13 Oktober 2018 mengatakan pemerintahannya telah memenangkan tender militer senilai US$ 110 miliar atau Rp 1,6 triliun dari Riyadh. Kesepakatan itu diikuti dengan komitmen Arab Saudi yang akan berinvestasi di Amerika Serikat yang telah berpeluang membuka ratusan ribu lapangan kerja.
“Jika Arab Saudi tidak membeli senjata dari kita, maka mereka akan beralih ke Rusia atau Cina. Pikirkan kita memiliki kontrak order senilai US$ 110 miliar. Mereka bisa saja memberikan kontrak ini ke negara lain dan jika hal ini terjadi saya rasa itu akan menjadi tindakan bodoh,” kata Trump.
Khashoggi dinyatakan hilang sejak 2 Oktober 2018 ketika dia tak pernah keluar lagi dari kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istambul, Turki. Wartawan kenamaan asal Arab Saudi itu mendatangi kantor tersebut untuk mendaftarkan penikahannya yang keempat dengan seorang perempuan warga negara Turki.
Baca Juga : APT Minta Regulator Tidak Fasilitasi Transaksi Saham BFI Finance