kumparan.com – The Asia Legal Awards akan mengumumkan pemenangnya pada Kamis 22 Maret 2018 ini dalam sebuah gala dinner di Four Seasons Hotel Hongkong. Ada 4 peristiwa hukum di Indonesia yang berpotensi menjadi pemenang dalam penghargaan hukum paling terkenal di Asia ini sebagaimana diumumkan baru-baru ini melalui laman resmi The Asia Legal Awards.
Selama 4 tahun penghargaan ini diberikan, The Asia Legal Awards mendapat pujian karena sangat menghormati kerja terbaik dari seluruh kawasan ini untuk semua cakupan area praktik dan disiplin. Dan The Asia Legal mendedikasikan dirinya untuk mengidentifikasi transaksi dan kasus terpenting yang paling rumit dan paling luar biasa dalam bidang hukum di Asia.
Di kategori Finance Deal of the Year (Kebangkrutan dan Restrukturisasi), perusahaan tambang terbesar di Indonesia, PT Bumi Resources masuk nominasi dengan kesuksesannya mencapai kesepakatan damai dengan kreditur terkait restrukturisasi utang sebesar Rp 135,78 triliun.
Kesepakatan rumit tingkat dewa ini menjadi perbincangan di seluruh Indonesia dan menunjukkan bagaimana hebatnya Keluarga Bakrie dalam hal Fincancial Engineering. Kesepakatan tersebut meloloskan anak perusahaan dari Grup Bakrie itu dari kebangkrutan dan bahkan berpotensi melunasi utang lebih cepat dengan naiknya harga batu bara di pasaran dunia dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam kategori Securities Deal of the Year: (Utang), kesepakatan utang pemerintah Indonesia dengan investor di secondary market sebesar 4 miliar dolar AS dengan bunga murah dan jangka waktu panjang bersaing dengan kesepakatan nilai tukar investasi Alibaba sebesar 7 miliar dolar AS. Akankah Menkeu Sri Mulyani akan mengalahkan Jack Ma?
Langkah Chevron Corporation melepas kepemilikannya atas aset pembangkit panas bumi di Indonesia dan Filipina kepada konsorsium Star Energi masuk dalam nominasi M&A Deal of the Year: Southeast Asia. Kesepakatan senilai Rp 31 triliun itu melepaskan kepemilikan Chevron di pembangkit panas bumi Gunung Salak Bogor dan Geothermal Darajat Garut serta 40 persen sahamnya di PLTP Tiwi Makban Filipina.
Terakhir, Hiswara Bunjamin & Tandjung masuk nominasi dalam kategori Asian Law Firm of the Year. Secara konsisten Hiswara Bunjamin & Tandjung (HBT) diakui sebagai salah satu firma hukum komersial dan korporat terkemuka di Indonesia, yang mengkhususkan diri dalam perlindungan kepentingan investor asing, baik dalam situasi transaksi maupun sengketa. HBT banyak memberikan jasa kosultasi dalam bidang energi dan sumber daya alam dan memberikan nasihat hukum dalam sektor perminyakan, gas dan pertambangan.
HBT saat ini berafiliasi dengan berbagai kantor pengacara terkemuka internasional yang tersebar di Inggris, Rusia, dan Eropa dan yang membuatnya perkasa dalam setiap kasus yang ditanganinya terutama terkait UU dan peraturan pemerintah Indonesia. Firma hukum yang bermarkas di Jakarta ini juga memenangkan penghargaan sebagai firma hukum terbaik Indonesia tahun 2016.
Keputusan pemenang dibuat oleh staf redaksi The Asian Lawyer, The American Lawyer, China Law & Practice and Legal Week dengan suport sepenuhnya dari SSQ. Publikasi pemenang mendapat banyak perhatian publik hukum seluruh dunia karena nilai jurnalistik dan komitmen mutlak mereka terhadap independensi dan integritas editorial.
SSQ adalah konsultan pencarian dan perekrutan hukum internasional terkemuka dengan visi khas dan modern. Keahlian, rekam jejak, dan koneksi SSQ hampir tak tertandingi. Dalam praktik hukum pribadi, SSQ mengkhususkan diri pada merger firma hukum dan mitra lateral dan perumusan strategi tim.
Baca Juga : KPU akan Temui KPK soal Penundaan Proses Hukum Calon di Pilkada