Denny Indrayana merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50, dengan ditandai lewat pembukaan kantor baru di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (11/12/2022). Ia memiliki dua kantor advokat. Selain di Jakarta, ia juga membuka kantor advokat di Melbourne, Australia, dua bulan sebelumnya (Oktober) atau bertepatan dengan hari ulang istrinya, Ida Rosyidah.
Bagaimana Denny bisa memiliki izin praktik advokat di Negeri Kanguru tersebut? Di sela-sela syukuran kantor baru Integrity Law Firm, Denny bercerita perjuangannya selama kurang lebih enam bulan untuk mendapatkan izin praktik beracara di negara bagian Victoria Australia. Sesuatu yang langka, sebab Australia dan Indonesia memiliki sistem hukum yang berbeda. Australia menganut sistem hukum common law sedangkan Indonesia civil law.
Denny harus melewati berbagai prosedur jika orang asing/WNI ingin praktik hukum di negara tersebut. Ada beberapa asesmen yang melihat latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, dan lainnya. Untuk masalah pendidikan, Denny pernah belajar di negara dengan sistem common law yaitu ketika menempuh Pendidikan pascasarjana di Amerika Serikat dan doctoral di Australia.
Mengenai pengalaman kerja, Denny menyertakan riwayat kerja sebagai dosen termasuk visiting professor (professor tamu) Universitas Melbourne, serta sempat menjabat sebagai wakil menteri hukum dan HAM yang pernah menangani mutual legal assistance, asset recovery, dan isu-isu lainnya yang berkenaan dengan perjanjian/kerja sama internasional.
“Nah, mereka bilang, oke Anda tidak perlu kuliah lagi. Jadi, kalau assessment-nya tidak lolos, ya mesti kuliah lagi untuk mempelajari sistem hukum di sana. Hanya satu yang diminta, kursus tentang trust and office accounting. Soal keuangan. Kalau buka praktik (advokat) di sana, harus punya izin untuk bisa buka account bersama antara si lawyer dengan klien. Trust account. Jadi, klien memasukkan (sejumlah uang) di account tersebut, ini bisa ditarik oleh lawyer. Misalnya, sesuai perkembangan kerja, dia butuh 1000 dollar Australia, kan di account tersebut sudah ada uang klien 5000,” kata Denny.
Di usia yang memasuki setengah abad, Denny mengaku sudah sangat bersyukur dengan pencapaian yang diterimanya saat ini. Meskipun demikian, masih banyak hal yang ingin ia kerjakan dan sumbangkan untuk negeri ini. Untuk beberapa waktu ke depan, ia akan menikmati “new adventure” sebagai advokat di Australia dalam menangani kasus-kasus hukum keluarga, masalah keimigrasian, ketenagakerjaan, bisnis dan properti, serta lainnya.
“(Pengalaman mendapatkan izin praktik advokat di Australia) mau saya tulis, untuk berbagi pengalaman dengan yang lain. Banyak yang nanya soalnya,” kata Denny. KOMPAS