Robert Kiyosaki, ahli finansial sekaligus penulis buku ‘Rich Dad Poor Dad’ baru-baru ini menyampaikan pandangannya soal fenomena inflasi yang melanda di hampir seluruh dunia.
Inflasi global yang terjadi di hampir seluruh dunia tak lepas dari dampak tensi perang geopolitik Rusia dan Ukraina. Dua negara tersebut merupakan pemasok terbesar untuk kebutuhan pangan dan energi di dunia.
Meletusnya perang Rusia vs Ukraina, akhirnya merusak rantai pasok dan menyebabkan harga pangan dan energi melonjak cukup tajam. Inflasi pun tak dapat dihindarkan di banyak negara.
Robert Kiyosaki berpandangan bahwa inflasi atau terkereknya harga bahan kebutuhan, adalah kabar buruk bagi kalangan menengah ke bawah. Karena mereka akan terus kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
“Harga Bitcoin, emas, perak dan minyak meningkat. Berita baik bagi orang yang tahu bahwa inflasi terjadi permanen, kini sistemik, bukan sekadar transisi. Namun, menjadi kabar buruk untuk kalangan miskin dan menengah yang tidak terinformasi,” cuitnya dalam akun Twitternya, dikutip Senin (23/1/2023).
Sebelumnya, Kiyosaki sempat mengungkapkan alasannya untuk berinvestasi pada aset Bitcoin. Menurut dia, aset bitcoin adalah komoditas yang tak jauh berbeda seperti emas, perak, dan minyak.
“Saya sangat tertarik dengan Bitcoin. Kenapa? Karena Bitcoin diklasifikasikan seperti komoditas, seperti emas, perak dan minyak,” ujar Kiyosaki dalam cuitannya.
Kiyosaki menambahkan, sebagian besar token kripto diklasifikasikan sebagai keamanan, dan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika, SEC akan menghancurkan mereka.
Itulah yang menjadi alasan Kiyosaki untuk menambah lebih banyak Bitcoinnya.
Mereka yang memegang emas, perak dan bitcoin menurut dia akan menjadi lebih kaya ketika The Fed, pengelola keuangan, Wall Street memutar dan mencetak triliunan dolar uang baru, yang diungkapkannya sebagai fake dollars.
“Orang yang banyak menyimpan fake dollars akan menjadi pecundang terbesar. Jangan jadi pecundang,” ucap Kiyosaki.
Kiyosaki meyakini bahwa membeli paper asset seperti saham, reksadana, deposito, obligasi dan sebagainya, hanyalah tipu daya. Karena sejumlah investasi tersebut sangat berisiko, seperti yang sudah pernah terjadi saat adanya kejatuhan Lehman Brothers yang memicu krisis keuangan.
Seperti diketahui, kejatuhan Lehman Brothers yang memicu krisis keuangan global masih menggema hingga saat ini.
Krisis tersebut bahkan diidentifikasi sebagai ‘guncangan seismik’ abad 21 dan krisis keuangan terbesar yang pernah melanda. Bahkan banyak orang sampai bunuh diri karena kehilangan pekerjaan dan terlilit utang.
Lebih lanjut, Kiyosaki percaya ekonomi dunia saat ini tengah menuju bubble terbesar dalam sejarah. Juga menegaskan sejak dulu dirinya tidak pernah membeli saham, kecuali untuk perusahaan yang didirikannya. Dia juga keras mengatakan tidak suka apapun yang dikeluarkan oleh Wall Street, The Fed dan Treasury. CNBC