Honorary Chairman Kongres Advokat Indonesia Dr. Tjoetjoe Sandjaja Hernanto mengapresiasi pendidikan anti korupsi yang diselenggarakan IM57+ Institute. “Saya sangat apresiasi, IM57+ Institute punya semangat besar menciptakan lingkungan anti korupsi,” terang Tjoetjoe saat menghadiri acara Indonesia Memanggil-Anti Corruption Academy Batch 2 (IM-ACA Batch 2) Graduation Ceremony dari IM57+ Institute Jum’at (12/7) lalu di Arya Duta Hotel, Jakarta.
Tjoetjoe mengatakan bahwa, IM57+ Institute harus terus memperluas gerakan anti korupsi. “Tidak cukup dengan Batch 2, IM57+ Institute harus buat Batch 3, 4, 5, dan sebanyak-banyaknya. Kita butuh sistem dan lingkungan yang sama-sama punya semangat anti korupsi,” kata founder dari kantor hukum Officium Nobile Indolaw ini.
Tjoetjoe menilai individu yang punya semangat anti korupsi tidak cukup untuk menciptakan lingkungan yang sehat. “Satu orang yang anti korupsi itu nanti akan disingkirkan, bahkan rentan dikriminalisasi, yaa inilah fakta yang harus kita terima dan hadapi, sehingga gerakan anti korupsi ini harusnya masif, sehingga satu lingkungan kerja memang punya satu kesamaan pandangan, yaitu say no to corruption,” kata Tjoetjoe.

Selain itu, menurut Tjoetjoe, bahwa kasus korupsnya seharusnya hanya ditangani oleh satu lembaga saja, yaitu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). “Saat ini kasus korupsi bisa ditangani kepolisian, kejaksaan, dan KPK, Saya rasa kedepan perkara korupsi harusnya hanya wewenang KPK. Dan Saya dorong pimpinan KPK terutama Ketuanya harus punya kesetaraan dengan bintang 4,” kata Tjoetjoe.
Acara yang dihadiri Tan Sri Abu Kassim, Director General of PIACCF / Chief Commissioner MACC (semacam KPK di Malaysia) ini merupakan sarana mendidik dan menjadi tempat menyalurkan semangat anti korupsi.
Pada acara tersebut 32 orang dengan berbagai latar belakang mulai dari hakim tipikor, jurnalis, sekretaris desa, akademisi dan perwakilan masyarakat sipil telah mendapatkan tanda kelulusan atas 6 hari training insentif dengan 31 pembicara dari dalam maupun luar negeri dengan mengedepankan pada praktek.
“Pada IM ACA ini kita menghadirkan pembicara dari 5 benua dan para praktisi KPK sebagai kompensasi kami kepada rakyat Indonesia yang dahulu telah membayar pengingkatan kapasitas kami selama di KPK. Masyarakat sipil adalah kunci strategis dalam mengawal korupsi politik,” tutur M Praswad Nugraha, Ketua IM57+ Institute melalui rilis medianya.
Pada kesempatan tersebut, IM57+ Institute dengan Perdana International Anti-Corruption Champion Foundation (PIACF) Malaysia juga melakukan penanda tanganan MoU yang memperkuat kerjasama dalam penanganan korupsi trasnasional melalui berbagai agenda riset dan pelatihan.
“Saya mendorong mas Praswad maju mencalonkan diri jadi pimpinan KPK, karena dengan integritasnya, Saya yakin perjuangan menciptakan lingkungan anti korupsi harus dilakukan dari dalam,” tutup Tjoetjoe.