Salah satu bank terbesar di Amerika Serikat, Silicone Valley Bank (SVB) mengalami kebangkrutan usai nasabah menarik dana secara besar-besaran. Dalam istilah perbankan, kondisi ini disebut bank run atau run on the bank.
Merujuk dari berbagai sumber, run bank terjadi ketika nasabah menarik dana mereka dari bank karena nasabah meyakini bahwa bank tersebut akan hancur dalam waktu dekat. Sementara dalam sistem perbankan, umumnya, bank hanya menyimpan sebagian kecil dari aset mereka sebagai uang tunai.
Indikasi bank run tidak hanya penarikan dana dalam skala besar-besaran. Ketika nasabah mentransfer dana mereka ke lembaga keuangan lain, juga merupakan salah satu indikasi terjadinya bank run.
Akibat dari penarikan dana skala besar dalam satu bank memungkinkan peningkatan gagal bayar. Kondisi ini dipastikan membuat bank tidak stabil, sehingga kehabisan uang tunai dan menghadapi kebangkrutan mendadak.
Sebagai penanggulangan dari bank run, bank dapat membatasi jumlah dana yang dapat ditarik oleh setiap nasabah, menangguhkan penarikan sama sekali, atau segera memperoleh lebih banyak uang tunai dari bank lain atau dari bank sentral.
Silicon Valley Bank (SVB) merupakan bank terbesar urutan ke-16 di Amerika Serikat yang mengalami kebangkrutan dalam kurun waktu hanya 48 jam. Ini menjadi kejadian yang besar sejak krisis keuangan di tahun 2008.
Perlu diketahui, SVB menyimpan banyak deposit perusahaan startup dan pemberi pinjaman dan kini bank tersebut akhirnya ditutup oleh otoritas berwenang AS pada Jumat (10/3) lalu.
Dilansir CNBC, Senin (13/3), analis pasar di CMC Markets, Tina Teng mengatakan, runtuhnya Silicon Valley Bank tidak mungkin memiliki efek penularan besar di Asia, tetapi satu orang mengatakan itu bisa dilihat sebagai peringatan, terutama untuk ekonomi yang belum menaikkan suku bunga secara agresif.
Dia menjelaskan, China dan Jepang telah melawan tren karena kenaikan suku bunga bank sentral global dengan People’s Bank of China mempertahankan suku bunga pinjamannya tidak berubah, sementara Bank of Japan mempertahankan suku bunga negatif -0,1 persen.