Cerita heboh datang dari institusi kepolisian, ketika seorang anggota Brimob Polda Riau, Bripka Andry Darma tak terima dimutasi.
Anggota Brimob yang berdinas di Batalyon B Pelopor Rokan Hilir protes karena dimutasi ke Pekanbaru tanpa alasan yang jelas.
Terungkapnya kisah ini bermula dari curhatan Bripka Andry tertulis dalam akun Instagram @andrydarmairawan07.2. Akun itu disebut milik Bripka Andry pribadi.
Dalam akun tersebut, Bripka Andry mengaku dimutasi pada Jumat (3/3/2023) lalu.
Selang lima hari usai surat mutasi keluar, Bripka Andry langsung menghadap ke tempat baru.
“Karena saya mengurus ibu kandung yang sedang sakit komplikasi. Ibu kandung saya mengajak ke Pekanbaru menemui Dansat Brimob Polda Riau untuk minta pertimbangan terkait mutasi saya,” tulisnya dalam postingannya, Senin (5/5/2023).
Bripka Andry mengaku dimutasi demosi dari Batalyon B Pelopor di Menggala Junction Rokan Hilir (Rohil) ke Batalyon A Pelopor yang berada di Pekanbaru, Riau.
Sprint Mutasi keluar dan hari Rabu tanggal 8 Maret 2023 kemarin.
“Saya dimutasi Demosi tanpa ada kesalahan,” katanya.
Bripka Andry melanjutkan ceritanya, ia ditemani ibunya yang sedang sakit komplikasi akhirnya menghadap Dansat Brimob Polda Riau, Kombespol Ronny Lumban Gaol.
Bripka Andry meminta atasannya untuk mempertimbangkan soal mutasi demosi.
Kombespol Ronny Lumban Gaol, S.I.K selaku Dansat Brimob saat ditemui mengatakan, ‘Kamu gak ada salah, kamu terlalu lama disana, terlalu nyaman dan kamu tidak ada kontribusi kepada satuan’,” tulis Bripka Andry.
Beberkan telah setor uang
Bripka Andry membela diri sudah melakukan banyak hal termasuk perihal uang setoran dengan total ratusan juta rupiah.
Uang tersebut diberikan kepada atasannya di Batalyon B Pelopor, Kompol Petrus H Simamora.
“Saya sudah melakukan semua perintah Danyon saya, dari pengajuan proposal pembangunan polindes ke Pemda Rohil dan sudah terbangun klinik tersebut di kantor Batalyon.
Selain itu saya juga diminta mencarikan uang dari luar oleh Danyon dan sudah saya setorkan sebesar 650 juta ada bukti-bukti transfernya,” lanjut Bripka Andry.
Bripka Andry dalam curhatnya menyebut, uang dikirim ke rekening pribadi Danyon.
Uang dikirim sejak bulan Oktober 2021 lalu sampai bulan Februari 2023
“Sebelum saya dimutasi, saya diminta oleh Kompol Petrus mencari dana sebesar 53 juta untuk membeli lahan,” tutupnya.
Lewat @andrydarmairawan07.2, Bripka Andry juga mengunggah bukti tranfer uang dengan nama penerima Petrus Hottiner Sima.
Penjelasan Propam Polda Riau
Kepada wartawan, Kabid Propam Polda Riau Kombes Pol Johanes Setiawan mengatakan, pengusutan itu dilakukan sejak Maret 2023 lalu.
Menurut dia, sudah ada delapan orang yang sudah kita periksa untuk dimintai klarifikasi perihal setoran itu.
“Jadi kasusnya sedang ditindaklanjuti. Terkait setoran ini masih didalami, nanti pembuktiannya ada di sidang,” kata Johanes didampingi Kasubdit Paminal, AKBP Fahrian Siregar, Senin (5/6).
Menurut Johanes, Andry ternyata merupakan polisi nakal yang kerap disersi. Jonahes menjelaskan ketika mutasi rutin itu, Andry dipindahkan ke Batalyon A Pekanbaru, namun hingga sekarang dia justru tidak masuk dinas.
“Jadi sampai sekarang dia belum masuk sejak dinas sejak pertama kali ia dimutasi dari Batalyon B ke Batalyon A. Sehingga disidang dan sudah diputus, namun tidak tetap tidak hadir,” ujar dia.
Komandan Batalyon Dicopot
Buntut dari curhatan Bripka Andry, kini Komandan Batalyon Maggala Polda Riau, Kompol Petrus dicopot dari jabatannya.
Informasi itu dibenarkan Kabid Propam Polda Riau, Kombes Pol Johanes Setiawan.
“Kompol Petrus pun saat ini sudah dicopot jabatannya dalam rangka pemeriksaan,” katanya, dikutip dari TribunPekanbaru.com.
Johanes mengaskan, pihaknya masih mendalami perihal curhatan Bripka Andry.
Propam Polda Riau sudah meminta keterangan 8 orang saksi.
Sementara perihal uang setoran yang capai ratusan juta belum bisa dipastikan kebenarannya.
“Terkait setoran ini masih di dalami, nanti pembuktiannya ada di sidang,” tegas dia.
Isi curhatan lengkap Bripka Andry
Ijin menyampaikan, Saya Bripka Andry Darma Irawan, S.A.P
Saya sebelumnya berdinas di Batalyon B Pelopor Sat Brimob Polda Riau yang berada di Menggala Junction Kabupaten Rokan Hilir.
Saya dimutasi Demosi tanpa ada kesalahan dari Batalyon B Pelopor ke Batalyon A Pelopor yang berada di Pekanbaru.
hari Jum’at tanggal 3 Maret 2023 Sprint Mutasi keluar dan hari Rabu tanggal 8 Maret 2023 saya sudah Penghadapan ke tempat baru.
Karena saya mengurus ibu kandung yang sedang sakit komplikasi,
ibu kandung saya mengajak ke Pekanbaru menemui Dansat Brimob Polda Riau untuk meminta pertimbangan terkait mutasi saya.
Kombespol Ronny Lumban Gaol, S.I.K selaku Dansat Brimob saat ditemui mengatakan,
“Kamu gak ada salah, kamu terlalu lama disana, terlalu nyaman dan kamu tidak ada kontribusi kepada satuan”
Setelah mendengar penjelasan itu, Saya menyampaikan “mohon ijin komandan, Saya sudah melakukan semua perintah Danyon saya, dari pengajuan proposal pembangunan polindes ke Pemda Rohil dan sudah terbangun klinik tersebut dikantor Batalyon.
Selain itu saya juga diminta mencarikan uang dari luar oleh Danyon dan sudah saya setorkan sebesar 650 juta ada bukti-bukti transfernya”
Beliau menjawab,
“Saya tidak ada menerima uang tersebut. Sekarang kamu pulang dan jalani mutasi kepekanbaru” Setelah itu saya dan ibu kembali pulang.
Ibu saya merasa pusing dan terjatuh sehingga saya membawa ibu saya berobat.
Ijin menjelaskan, Sebelumnya Saya diperintahkan oleh Danyon saya Kompol Petrus H Simamora, S.Sos untuk membantu dan mencari dana dari luar kantor. Saya laksanakan perintah itu dari bulan Oktober 2021 lalu.
Saya laksanakan perintah itu dengan berkoordinasi kepada rekanan yang ada di lapangan. Sampai bulan februari 2023 saya sudah mengirimkan sejumlah 650 jutaan ke rekening pribadi Danyon saya dengan nomor rekening 1720001467473 Bank Mandiri an. Petrus Hottiner Simamora ada bukti-bukti transfernya.
Uang ini khusus ke rekening pribadi Danyon, Lain lagi dana kebutuhan yang beliau perintahkan, serta juga ada yang saya serahkan secara tunai kepada Kompol Petrus dibuktikan dengan chat WhatsApp.
Sebelum saya dimutasi, Saya diminta oleh Kompol Petrus mencari dana sebesar 53 juta untuk membeli lahan. TRIBUNNEWS