Mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memenuhi panggilan Kejaksaan Agung (Kejagung), Rabu (22/6/2022). Ia diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil atau CPO atau minyak goreng.
Kejaksaan Agung sendiri sebelumnya telah menetapkan 5 tersangka, termasuk pejabat Kementerian Perdagangan yakni Indrasari Wisnu Wardhana selaku Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Dirjen Daglu Kemendag). Empat tersangka lainnya merupakan dari pelaku usaha swasta.
Perjalanan kasus dugaan korupsi ekspor CPO ini, berawal dari 2021, berdasarkan catatan detikcom. Kala itu terjadi kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng di pasar.
Saat kelangkaan itu, pemerintah melalui Kemendag mengambil kebijakan menetapkan domestic market obligation (DMO) dan harga eceran tertinggi. Namun, dalam pelaksanaannya, perusahaan ekspor minyak goreng tidak melaksanakan kebijakan pemerintah itu.
Lutfi curiga ada mafia minyak goreng
Kemudian, Lutfi sendiri yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Perdagangan pernah mengungkapkan kecurigaannya ada pemainan mafia minyak goreng di balik kelangkaan dan mahalnya komoditas pangan itu. Kecurigaan ini diungkapkan langsung oleh Lutfi dihadapan awak media.
Saat itu, dia menjelaskan berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan (Kemendag) sejak 28 hari terakhir, sudah terkumpul lebih dari 500 juta liter minyak goreng untuk masyarakat. Data itu dalam rentan bulan Februari-Maret 2022. Meski jumlahnya berlimpah, harga yang ada di pasaran belum sesuai HET pemerintah.
Melihat ketidaksinkronan data tersebut, saat itu Lutfi mengaku tak akan memberi ampun kepada para spekulan yang menyebabkan kelangkaan minyak goreng.
“Nah ini yang kami cek. Kami peringatkan, terutama bagi mafia minyak goreng yang berusaha mendapat keuntungan sesaat, kami akan data, kami tertibkan, dan kami akan sikat bersama,” ungkap Lutfi di pabrik PT Bina Karya Prima, Jakarta, Selasa (15/3/2022).
Kantongi identitas mafia minyak goreng
Beberapa hari kemudian, Lutfi juga mengatakan pihaknya dan kepolisian telah memegang nama calon tersangka mafia minyak goreng. Keterangan ini disampaikan Lutfi dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI yang diselenggarakan, Kamis (17/3)
“Senin akan diumumkan oleh kepolisian. Pasti kita akan karungi,” kata Lutfi di hadapan Komisi VI DPR RI saat itu.
Bahkan, Lutfi menyebutkan tiga modus mafia minyak goreng yang saat itu namanya ada di tangannya.
“Ada tiga target yang akan ditetapkan Senin. Pertama minyak goreng curah subsidi dialirkan ke industri menengah ke atas, kedua minyak goreng curah subsidi di-repacking menjadi minyak goreng premium, ketiga minyak goreng curah subsidi dialirkan ke luar negeri,” jelasnya.
Dirjen Kemendag bisiki Lutfi soal identitas mafia minyak goreng
Dalam kesempatan yang sama pada rapat dengan Komisi VI DPR RI itu, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Indrasari Wisnu Wardhana yang membisikan informasi terkait tersangka mafia minyak goreng kepada Lutfi.
Awalnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memang dicecar terkait mafia minyak goreng oleh anggota dewan. Hingga, ada momen Indrasari menghampiri Lutfi dan membisikkan informasi terkait tersangka mafia minyak goreng.
Pada momen tersebut, Lutfi tampak menyimak apa yang dikatakan Indrasari. Kemudian, diungkapkan informasinya kepada Komisi VI DPR RI. Demikian dilihat dari YouTube Komisi VI DPR RI.
“Jadi Pak Ketua saya baru dikasih tahu oleh Pak Dirjen Perdagangan Luar Negeri hari Senin sudah ada calon tersangkanya,” kata Lutfi setelah mendapat bisikan dari Indrasari.
Dirjen Kemendag ditangkap Kejaksaan Agung
Sebulan kemudian setelah momen pihak Kemendag yang mengatakan telah memiliki nama mafia minyak goreng, Kejaksaan Agung mengumumkan empat tersangka kasus kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil atau CPO atau minyak goreng.
Tetapi siapa sangka, salah satu tersangka yang ditangkap oleh Kejagung adalah pejabat Kemendag yakni Indrasari Wisnu Wardhana selaku Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Dirjen Daglu Kemendag). Informasi ini membuat publik heboh dan beberapa tokoh pun ikut buka suara.
Indrasari ditangkap bersama 3 tersangka dari pihak swasta. Di antaranya Master Parulian Tumanggor (MPT) selaku Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia, Stanley MA (SMA) selaku Senior Manager Corporate Affair Permata Hijau Grup (PHG), dan Picare Togare Sitanggang (PT) selaku General Manager di Bagian General Affair PT Musim Mas.
Selang sebulan, pada Mei 2022, juga ditetapkan tersangka baru kasus mafia minyak goreng ini. Tersangka itu adalah Lin Che Wei alias Weibinanto Halimdjati.
Lutfi diperiksa Kejaksaan Agung
Eks Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi pada masih menjabat juga telah mengeluarkan statement akan membantu dan memberikan informasi kepada Kejaksaan Agung. Pihaknya juga mendukung proses hukum yang berjalan.
Hingga kini proses kasus kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil atau CPO atau minyak goreng masih berjalan. Setelah tidak menjadi Mendag, Lutfi dipanggil oleh Kejaksaan Agung untuk menjadi saksi atas kasus tersebut.
Informasi awal terkait Lutfi dipanggil Kejagung telah dikonfirmasi oleh Direktur Penyidikan (Dirdik) pada Jampidsus Kejagung Supardi
“Betul (M Lutfi akan diperiksa terkait kasus minyak goreng, red),” ujarnya kepada detikcom, Selasa (21/6).
Supardi mengungkapkan M Luthfi akan diperiksa sebagai saksi. “Ya, saksi,” kata dia.
Pemanggilan dilakukan hari ini, Rabu (22/6). Lutfi pun memenuhi panggilan tersebut untuk datang ke Kejaksaan Agung. Namun, saat kedatangannya, dia tidak memberikan komentar apapun ke awak media. DETIK