Lemak visceral merupakan salah satu lemak unik berbahaya yang terletak jauh di dalam perut, tepatnya di sekitar organ seperti hati dan usus dan dapat menyebabkan sejumlah kondisi kesehatan, seperti penyakit jantung dan stroke.
Menurut profesor kedokteran di divisi kardiologi Johns Hopkins Medicine di Baltimore Dr. Kerry J. Stewart, EdD, lemak visceral ini merupakan sumber zat inflamasi, seperti protein C-reaktif dan interleukin-6 atau sitokin.
“Zat-zat itu mengapung di sekitar aliran darah dan mulai menyerang pembuluh darah, terutama pembuluh darah di jantung, yang bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap pembekuan,” ujarnya. Nah, untuk mencegah berbagai hal buruk yang ditimbulkan, tentu kita perlu menghilangkan lemak visceral ini.
Bagaimana caranya? Berikut lima tips yang bisa membantu menghilangkan lemak visceral.
Jangan makan saat tidak lapar
Mengonsumi kalori berlebih yang tidak akan mampu kita bakar dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Hal ini tentu akan terjadi jika seseorang makan jauh lebih banyak dari yang dia butuhkan.
“Ada banyak alasan mengapa seseorang makan selain kelaparan. Mungkin itu karena sedih, depresi, cemas, bosan, atau lelah. Jadi, untuk mengubah perilaku itu dan menangani emosinya dengan cara lain, berarti dia harus mencari kehidupan di luar dapur,” ujar ahli diet Joan Salge Blake, MS, RD, LDN.
Perlu diketahui, saat kita mencoba untuk menghibur diri sendiri atau menghilangkan stres dengan makanan, hal itu hanya akan menambah masalah hidup. Pertama, masalah yang kita alami tidak terselesaikan, dan ada kalori ekstra yang masuk ke tubuh kita saat berusaha menghilangkan stres dengan makanan.
Untuk itu, seseorang perlu menemukan cara lain untuk melepaskan emosi itu, dengan aktivitas fisik-misalnya.
Batasi waktu menonton TV
Menonton TV selama berjam-jam setiap hari kerap dikaitkan dengan penumpukkan lemak perut.
“Penemuan ini penting karena ada pengaruhnya dalam meningkatkan kesehatan seseorang,” ujar asisten profesor di University of Iowa Kara Whitaker, PhD. Menurutnya, karena menonton televisi diasosiasikan dengan lemak perut dan meningkatnya risiko terkena penyakit jantung dan diabetes tipe dua, akan lebih baik jika orang-orang mengurangi waktu menontonnya.
Tetap bergerak
Rupanya, olahraga rutin saja tidak cukup untuk mengurangi lemak perut dan mempertahankan bentuknya. Jadi, bergerak di siang hari pun dibutuhkan. “Penting untuk lebih banyak bergerak sepanjang hari.
Sayangnya, teknologi membuat hidup kita lebih malas,” kata Dr. Blake. Hal yang dikatakan Dr, Blake memang benar. Misalnya saja, jika dulu seseorang harus berjalan ke ruangan khusus untuk mencetak suatu dokumen, kini printer bisa ditemukan di setiap ruangan kantor. Memang, nampaknya ini tidak berpengaruh banyak, namun hal ini mengurangi banyak langkah kita.
“Jadi bagi banyak orang, pergi ke gym hanya mengganti aktivitas bergerak yang hilang. Kita lupa betapa aktifnya kita dulu,” ujar Blake.
Prioritaskan tidur
Untuk mengurangi lemak perut, sebenarnya kita memerlukan tidur cukup selama tujuh jam setiap harinya. Pasalnya, waktu tidur yang lebih pendek kerap dikaitkan dengan peningkatan asupan kalori dan peningkatan yang signifikan dalam akumulasi lemak di dalam perut.
“Umumnya, lemak lebih suka ada di bawah kulit, namun kurang tidur dapat mengarahkan lemak ke area perut yang lebih berbahaya,” ujar Profesor Kedokteran Kardiovaskular V irend Somers, M.D., Ph.D.
Perlu diketahui, meskipun penurunan asupan kalori dan berat badan terjadi saat tidur, lemak visceral terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa tidur yang tidak memadai adalah pemicu menumpukmya lemak visceral, sementara tidur “pengganti” terutama dalam jangka pendek, tidak mengembalilkan akumulasi lemak visceral.
Ke depannya, temuan ini akan mengimplikasikan kurang tidur sebagai kontributor pada obesitas, penyakit kardiovaskular dan metabolisme.
Tetap bertanggung jawab
Mencapai tujuan mengurangi lemak perut tentu akan lebih mudah jika ada seseorang yang membuat kita terus bertanggung jawab dalam mencapai tujuan. “Dalam pengalaman saya bekerja dengan banyak orang, ada satu hal yang membuatnya lebih bertanggung jawab, yaitu mendapatkan teman berolahraga,” ujar pakar olahraga dan obesitas Dr. Tim Church. KOMPAS