Profil Paytren yang Disebut Yusuf Mansur Butuh Rp 1 Triliun untuk Pengembangan
Kata kunci “Paytren” kembali jadi buah bibir di kalangan warganet selama beberapa hari terakhir usai ustaz Yusuf Mansur berulang kali menyebutnya dalam video pendek yang berkembang viral.
Hingga Sabtu pagi, 9 April 2022, kata “Paytren” sempat terpantau merajai di media sosial Twitter. Saat berita ini diunggah, tercatat 9.739 cuitan disampaikan yang menggunakan kata kunci tersebut.
Cuitan-cuitan tersebut mayoritas menampilkan video pendek berisi potongan pernyataan Yusuf Mansur yang terlihat sangat marah saat membahas nasib bisnis investasinya, yaitu Paytren.
“Saya butuh duit Rp 1 triliun buat ngerjain Paytren, bisa? Mau Anda patungan? Mau? Kalaupun mau dan saya terima duit Anda, maka saya akan semakin bermasalah hari ini,” kata Yusuf. “Maka itulah saya ngamen, saya ngasong, demi siapa? demi Anda semua, demi satu nama: Paytren.”
Ia lalu bercerita bagaimana rincian kebutuhan dana tersebut. “Anda tahu saham kami sekarang berapa. Yang satu nilainya Rp 1,4 triliun. Bukan karena kita butuh dana. Anda tahu untuk menghidupkan satu kota, tak hanya teman-teman direksi, untuk menghidupkan satu kota, boom, Paytren kemudian menghidupkan satu kota,” ucap Yusuf.
Yusuf kemudian mencontohkan untuk mengembangkan Paytren di satu kota butuh biaya tak sedikit. “Sebutlah di mana istri saya lahir, Kota Tangerang. Kita butuh dana Rp 20 miliar, saudara-saudara semua, dari mana duitnya? Dari mana duitnya?” katanya.
Paytren sebelumnya memang beberapa kali menuai kontroversi. Salah satunya adalah Paytren dan Yusuf Mansur pernah digugat oleh 14 karyawannya karena merumahkan mereka tanpa membayar gaji selama berbulan-bulan.
Bagaimana profil bisnis Paytren sebenarnya?
Pada awalnya Yusuf Mansur mendirikan PT Veritra Internasional pada 10 Juli 2013, dan mendapat pengesahan dari Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, 31 Juli 2013. PT Veritra Internasional kemudian menyediakan layanan jasa keuangan dengan nama Virtual Payment atau V-Pay.
PT Veritra Internasional menyediakan jasa pembelian pulsa, token listrik, dan sebagainya melalui gawai. Untuk mendaftar, pelanggan, yang kemudian disebut mitra, harus membayar Rp 275 ribu.
Situs www.paytren.co.id menjelaskan Paytren adalah anjungan tunai mandiri uang elektronik (e-money) berbentuk digital aplikasi yang bergerak dalam bidang pembayaran online. Sejumlah tagihan yang bisa dibayar lewat Paytren adalah listrik, air PAM, tiket pesawat, kereta api, bis, travel, voucher game, sedekah hingga berbagai kebutuhan lainnya.
Berikutnya, Yusuf Mansur lewat PT PayTren Aset Manajemen (PAM) muncul di pasar modal syariah Indonesia sejak 24 Oktober 2017. Sejak resmi mendapatkan izin sebagai perusahaan pengelola investasi syariah, PAM merupakan Manajer Investasi syariah pertama di Indonesia sebagai implementasi dari rencana OJK memperluas pasar modal syariah di Tanah Air.
Situs paytren-am.co.id menyebutkan perusahaan tersebut memiliki visi menjadi pengelola investasi syariah terbaik di Indonesia. Paytren sejak awal berdiri juga telah berkomitmen untuk dapat memberikan solusi investasi berkualitas.
PT PayTren Aset Manajemen sebagai manajer investasi syariah pertama di Tanah Air dengan komposisi pemegang saham adalah Jam’an Nurchotib Mansur atau Yusuf Mansur (80 persen), Hari Prabowo (10 persen), dan Deddi Noerdiawan (10 persen).
Berikut susunan struktur manajemen PT Paytren Aset Manajemen seperti dikutip dari situs resmi per Sabtu, 9 April 2022.
- Komisaris Utama: Jam’an Nurchotib Mansur
- Direktur Utama: Ayu Widuri
- Direktur Achfas: AchsienDewan Pengawas Syariah: Jaih Mubarok dan Agus Haryadi
Saat ini Yusuf Mansur sebagai pengendali saham masih dalam proses menjual 100 persen sahamnya di perusahaan tengah. Proses itu masih berlangsung di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hingga kini belum pernyataan resmi soal bos baru pemimpin PT Paytren Aset Manajemen tersebut. Namun beberapa kali beredar kabar bahwa pihak yang akan membeli Paytren merupakan perusahaan besar dan tertarik mengembangkan bisnis aset manajemen berbasis syariah. TEMPO