Kai.or.id – Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra mengatakan Pancasila merupakan dasar falsafah negara yang paling mendasar daripada sebuah ideologi, Sabtu (9/9)
“Pancasila adalah filosofiche grondslag (dasar falsafah negara) yang lebih mendasar daripada sebuah ideology,” ujar Yusril.
Yusril menambahkan, ideologi merupakan pokok-pokok pikiran yang jauh lebih praktikal untuk dilaksanakan sebuah negara, dilaksanakan sebuah partai politik oleh sebuah pergerakan-pergerakan dan sebagainya.
Oleh sebabitu, jika membaca tokoh politik internasional salah satunya Karl Marx, tulisannya sama sekali bukan sebuah ideologi, namun penulis mengemukakan suatu pandangan falsafah sosial pada waktu itu.
“Dia baru menjadi sebuah ideologi ketika menafsirkan ajaran Marx itu ke dalam suatu rumusan yang praktikal yang menjadi dasar bagi terjadinya filosofi negara,’ katanya.
Yusril menjelaskan, sedangkan Pancasila adalah dasar negara yang merupakan landasan falsafah bernegara Indonesia dan itu merupakan suatu kesepakatan dari seluruh komponen bangsa Indonesia.
“Termasuk juga kalau sekarang kesepakatan dari parpol dan ormas yang ada di seluruh Tanah Air. Jadi di terima Pancasila itu sebagai dasar negara, falsafah negara,” tuturnya.
Akan tetapi penafsiran dari falsafah negara itu diserahkan kepada masing-masing kelompok masyarakat yang tidak perlu diintervensi maupun tidak perlu dimonopoli tafsirannya kalau dia dikatakan sebagai ideologi.
“Karena ideologi itu merupakan suatu rumusan yang lebih eksplisit untuk dijadikan dalam bentuk program yang nyata dan sebagai pedoman untuk bertindak bagi organisasi atau parpol. Jadi sebenernya bagi saya Pancasila itu bukan ideology tapi falsafah bernegara,’ ungkap Yusril.
Yusril juga menyinggung kalau Islam jelas bukan sebuah ideologi, namun merupakan agama Allah SWT yang diyakini oleh umat Islam sebagai wahyu yang diterima Rasulullah dari Allah SWT.
“Jadi orang menafsirkan Islam bisa dalam bentuk sebuah ideology, begitu juga Pancasila bisa ditafsirkan sebagai ideologi, akan tetapi Pancasila itu bukan sebuah ideology, namun Falsafah bernegara,” katanya.