Publik-news.com – Kongres Advokat Indonesia (KAI) merayakan Hari Ulang Tahunnya yang ke-9, Selasa (30/5/2017). Perayaan HUT ini ditandai dengan pemotongan nasi tumpeng dan pembacaan doa bersama. Tampak hadir pada acara HUT ini adalah Presiden Tjoetjoe Sandjaja Hernanto, Sekjen Aprillia Supaliyanto, Bendum Aldwin Rahadian dan jajaran pengurus DPP serta DPD KAI lainnya.
Sekjen KAI, Aprillia Supaliyanto mengatakan, HUT ke-9 KAI ini merupakan evaluasi tentang program kerja apa saja yang sudah dan belum tercapai. Evaluasi ini juga untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab sebagian program KAI tersebut tidak terealisasi. Dengan demikian, kata dia, KAI bisa menata dan melangkah ke depan ketika sudah mengetahui persoalan yang menjadi penghambat sebagian program yang tidak terlaksana tersebut.
“Nah tentu dalam perjalanan 9 tahun ini ada sesuatu yang bisa kita capai, ada yang belum capai. Ketika yang belum, itu pasti ada persoalannya. Itulah sebabnya saya mengajak temen-temen seluruh pengurus juga mengevaluasi diri terkait dengan program perjalanan pengelolaan organisasi ini,” ujar Aprillia.
Kendati tidak semua program kerja KAI tidak terealisir, Aprillia mengaku tetap bersyukur karena organisasi yang bermotto “OFFICIUM NOBILE“ ini masih bisa eksis dan memengang kode etik advokat untuk menjaga independensi organisasi. KAI, kata dia, sudah memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara meskipun tidak cukup signifikan.
“Kedepan saya ingin KAI ini lebih punya nilai lebih berguna bagi anggota, bagi masyarakat dan bangsa. Apa yang akan kami lakukan Ke depan, yang pertama kami ingin membangun atau membuat program yang lbih aplikatif, yang lebih langsung bermanfaat bagi anggota, bagi masyarakat dan bangsa. Kami sadari bahwa anggota kami ini membutuhkan suatu tranformasi ilmu. Anggota baru yang kita rekrut tentu membutuhkan ilmu untuk menjalankan provesinya sebagai advokat,” katanya.
Untuk menguatkan kualitas SDN kadernya, dia juga mengatakan bahwa KAI juga akan menyusun kembali program yang sesuai dengan kebutuhan anggota. Misalnya, untuk meningkatkan kualitas SDM, Aprillia mengatakan, organisasinya akan menyusun jadwal pelatihan untuk bidang-bidang tertentu.
Ada tiga hal yang akan dibekalkan KAI kepada kader-kadernya untuk meningkatkan kompetensi dan memegang kode etik advokat. Ketiga hal itu, kata Aprillia, seperti knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan) dan etik. Tiga hal ini, menurut dia, dapat dipergunakan ditengah-tengah ketatnya kompetensi antar advokat, baik advokat dalam maupun advokat yang datang dari luar negeri.
“Tiga hal ini manakala dimiliki seorang lowyer maka kami yakini lowyer itu adalah kompeten. Persoalannya adalah bagaimana kita bisa mengisi para advokat ini memiliki tiga komponen itu,” cetusnya.
KAI juga akan menguatkan sinergisitas dengan pemerintah. “Dalam artian kai walaupun bersinergi dengan pemerintah, bukan berarti kita tidak memiliki kemandirian. KAI sebagai organisasi Advokat tetap independen. Kami tidak bisa diintervensi siapapun, tidak terkecuali oleh pemerintah,” tegas Aprillia.
Menurutnya, sinergisitas antara KAI dengan pemerintah ini hanya pada persoalan penguatan dan menjadikan hukum sebaga panglima di negera ini. Hal ini, kata dia, semata-mata untuk menegakkan keadilan. Pemerintah harus mendapatkan dukungan jika ingin mewududkan hukum sebagai panglima untuk menegakkan keadilan. Menurut dia, tidak mungkin ada kegaduhan ketika hukum ditegakkan di negara ini
“Saya yakin keteraturan tatanan kehidupan ini akan semakin baik, tidak mungkin ada kegaduhan semacam ini, dinamika yang tidak sehat terjadi diakhir ini tidak akan terjadi,” pungkasnya.