CNNIndonesia.com – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil optimistis bahwa kereta cepat Jakarta-Bandung yang akan dibangun tahun ini nantinya bisa mendorong lahirnya kota ekonomi baru bernama Walini.
Ridwan mengaku merasa senang melihat cara Presiden Joko Widodo dalam mengambil keputusan terkait pembangunan proyek kereta Jakarta-Bandung yang sangat cepat. Dia mengatakan, pengambilan keputusan yang cepat ini juga akan mempercepat pembangunan infrastrukturnya.
Khusus untuk proyek kereta cepat ini, Ridwan mengaku juga telah mempercepat kinerjanya. Dia mengaku sudah menyerahkan perizinan trase sebelum tahun 2015 berakhir. Ia menuturkan, hanya perlu dua hari baginya untuk mengeluarkan trase rekomendasi kepada proyek ini.
“Saya kira media juga perlu menyampaikan bahwa kereta cepat Jakarta-Bandung ini tidak melulu menyambungkan Jakarta ke Bandung. Ini justru juga menjadi alasan lahirnya ekonomi baru, berkembangnya sebuah kota baru, namanya kota Walini,” ujar Ridwan di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (4/1).
Ridwan menjelaskan, 50 persen lahan di Walini sudah tidak produktif. Hal ini memungkinkan dijadikannya pusat pertumbuhan ekonomi baru. “Ini sebenarnya manfaatnya bukan hanya kepada Jakarta dan Bandung, tapi juga alasan pertumbuhan ekonomi baru di antara koridor itu,” katanya.
Ia pun mengaku telah meminta pemerintah pusat untuk membangun jaringan transportasi terpadu dari titik pemberhentian terakhir kereta cepat di Bandung, baik itu di Tegalluar atau Gedebage, dengan pusat kota.
“Masa naik bus yang enggak jelas? Nah, itu kita akan ada LRT Bandung Raya. Tahap I di jalur yang menghubungkan stasiun kereta cepat ke pusat Kota Bandung,” ujarnya.
Ridwan menyampaikan, pihaknya telah mengajukan surat kepada Presiden agar berkenan mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres). Perpres yang dimaksud adalah Perpres untuk menunjuk langsung kepada konsorsium yang juga mengerjakan proyek kereta cepat, sehingga teknologinya yang diterapkan sama dan dalam bingkai waktu pengerjaan yang kurang lebih sama.
“Harapan kami bisa mengatur turis yang datang ke Bandung, ini 6 juta orang per tahun. Rata-rata beda dengan turis yang ke Yogyakarta atau Bali yang naik pesawat. Kalau ke Bandung rata-rata naik mobil. Mudah-mudahan dengan begini, khusunya orang Jakarta, kalau ke Bandung, tidak naik mobil, tapi naik kereta cepat 35 menit, connect LRT sampai ke kegiatan-kegiatan yang ada di Kota Bandung,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menjelaskan, kereta cepat Jakarta-Bandung ini akan dimulai dari kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur menuju Gedebage atau Tegalluar, Kabupaten Bandung.
Aher menuturkan, hingga saat ini masih ada diskusi mengenai apakah titik terakhir kereta ditujukan ke Gedebage atau Tegalluar. Menurutnya, beda dari kedua daerah tersebut yakni letak Tegalluar yang berada di sebelah kanan tol Cileunyi, sementara Gedebage di sebelah kiri tol.
“Sembilan puluh lima persen jarak kereta cepat ini lahannya ada di Jawa Barat. Oleh karena itu, konsorsium langsung meminta rekomendasi trase kepada Gubernur Jabar dan para bupati, walikota terkait. Alhamdulillah trase tersebut sangat cepat kami buat, 8 Desember sudah terbit,” ujarnya.
Tak hanya dari Jawa Barat, Aher menyebutkan, diperlukan juga rekomendasi trase dari kabupaten dan kota yang dilalui jalur kereta cepat itu, seperti Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Bandung.
“Ada tiga kota dan lima kabupaten di Jawa Barat. Jadi rekomendasi trasenya didapatkan dari sembilan kepala daerah, yakni satu tanda tangan gubernur dan delapan tandatangan bupati dan walikota. Sudah kami selesaikan pula,” katanya
(Kongres Advokat Indonesia)