Detik.com – Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan agar para kepala daerah yang baru dilantik agar tidak lagi berpolitik. Tugas yang harus dilakukan saat ini adalah bekerja untuk memastikan kesejahteraan rakyat.
Hal tersebut disampaikan SBY saat memenuhi undangan makan malam Bupati Purworejo, Jawa Tengah Agus Bastian dan wakilnya, Yuli Hastuti, Jumat (11/3/2016). Agus merupakan kader PD yang memenangkan Pilkada serentak 2015 untuk wilayah Purworejo. “Tugas saat ini adalah bekerja, berhenti berkampanye. Melaksanakan apa yang dijanjikan pada masa kampanye karena rakyat ingat apa yang dijanjikan pada waktu itu,” kata SBY.
Bupati dan wakil bupati yang baru dilantik disebutnya wajib untuk mengayomi dan memajukan kesejahteraan warganya secara adil, termasuk terhadap warga yang saat Pilkada tidak memilihnya. Warga diminta berpartisipasi dengan keberimbangan.
“Rakyat yang dulu tidak memilih, wajib pula memberikan dukungannya. Secara moral, sosial dan politik, penduduk wajib memerikan dukungannya kepada pemimpinnya. Dengan begitu semua program untuk memajukan daerah ini akan terwujud,” ucap SBY.
Kemudian bupati dan wakilnya diminta menjalin komunikasi yang baik terhadap parpol yang dalam Pilkada tidak mengusung mereka. Parpol yang tidak mengusung, kata SBY, juga harus menghormati kepala daerah tersebut.
“Harus menghormati, tidak mengganggu, sehingga rakyat bisa senang. Saat saya memimpin selama 10 tahun, saya mengayomi seluruh rakyat tanpa melihat dari mana parpol mereka berasal. Alhamdulillah itu semua sudah saya lalukan, saya harap bapak dan ibu melakukan hal demikian,” tuturnya kepada Agus dan Yuli.
“Kalah menang itu keniscayaan kompetisi. Yang menang tidak perlu pesta pora, harus memimpin, yang kalah harus berksatria dan jangan menyimpan dendam serta secara bersama-sama memimpin pemimpin yang terpilih. Ini yang belum jadi tradisi di Indonesia,” tambah SBY.
Jenderal purnawirawan TNI itu mengatakan tidak bermaksud untuk menggurui. Namun apa yang disampaikan SBY adalah berdasarkan pengalamannya selama berkompetisi dalam politik hingga akhirnya bisa menjabat sebagai Presiden RI selama dua periode. “Sebagai seorang veteran atau pensiunan presiden yang sudah mengatasi berbagai masalah di negeri ini. Saya ingin berpesan, sebagai kakak, senior, ingin memberi nasehat. Saya tidak bermaksud menggurui,” ujar SBY.
“Saya pernah kalah waktu pemilihan wapres tahun 2001. Poling saya tinggi. Tapi saya salah, karena yang memilih bukan rakyat tapi MPR. Saya tidak memiliki kekuatan politik. Rakyat pun kecewa. Tapi saya terima kekalahan, saya ucapkan selamat pada wapres terpilih saat itu Pak Hamzah Haz. Walau banyak juga yang menipu saya, katanya mau mendukung tapi berbalik arah,” imbuhnya.
Kepada Agus dan Yuli, SBY juga berpesan agar tidak buru-buru melakukan gerakan politik lagi jika baru bekerja selama satu atau dua tahun agar bisa terpilih kembali. ‘Kampanye’ baru bisa dilakukan jika waktu Pilkada sudah dekat. “Kalau sudah berpikir gitu yang ada kita pencitraan supaya mendapat dukungan tinggi. Kalau begitu, kapan mikir rakyatnya? kapan kerjanya?” ujar SBY.
Kehadiran SBY bersama sang istri, Ani Yudhoyono ke Purworejo terkait dengan gelaran Tour de Java bersama fungsionaris PD. Sore tadi SBY juga menyempatkan berziarah ke makam Sarwo Edhie yang merupakan ayah dari Ibu Ani. “Saya dan Ibu Ani tentu amat sering berkunjung ke Purworejo. Baik sebelum, pada saat dan setelah tidak lagi menjadi Presiden RI. Ayahanda Ibu Ani adalah putera Purworejo,” jelas SBY.
Purworejo, DIY, dan Magelang disebutnya menjadi daerah yang istimewa bagi SBY dan keluarga. Selain karena keluarga, bapak dua anak itu pun sempat menjadi Komandan Korem Pamungkas yang berada di Yogyakarta dan membawahi wilayah-wilayah itu. Belum lagi SBY juga merupakan lulusan Akmil yang ada di Magelang.
Sementara itu Bupati Purworejo Agus Bastian mengaku dirinya telah mengikuti jejak SBY. Saat ini fokusnya bersama Yuli adalah untuk membawa kesejahteraan bagi rakyat melalui program-program unggulannya. “Itu yang kita lakukan seperti itu, saya sudah tidak berkampanye lagi. Saya langsung on the spot, on the track untuk terus melakukan kerja, kerja, kerja. Sesuai yang sudah kita programkan di kabupaten Purworejo,” terang Agus.
Mengenai adanya isu soal uang operasional yang harus dikeluarkan calon kepala daera, Agus membantahnya. Isu tersebut keluar dari Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) yang lebih memilih maju di Pilgub 2017 dengan jalur independen. “Oh ndak, ndak ada. Demokrat khususnya ndak ada seperti itu. Demokrat apalagi kader, Demokrat akan mendukung 100 persen. Ndak ada,” tegas mantan Anggota Komisi V DPR itu.
Mengenai uang operasional saat kampanye, disebut Agus itu ia lakukan secara pribadi. Dana tidak disalurkan melalui partai, termasuk partai pengusung Agus dan Yuli lainnya, Golkar dan Hanura. “Kalau itu kita lakukan sendiri, otomatis kan. Wong kencing aja bayar Rp 2 ribu kok. Nyuruh orang jalan masa nggak dikasih duit buat uang bensi,. Ndak (ke partai), kita langsung ke personel, itu kan tim,” kata Agus.
Pria asal DIY itu mengaku sudah berkomitmen untuk menjaga amanah masyarakat kepadanya. Selama menjabat, Agus tidak ingin bermain-main politik praktis. Apalagi yang bisa menodai kepercayaan rakyat. “Saya sudah dihibahkan oleh Partai Demokrat kepada masyarakat Purworejo. Untuk itu saya akan melakukan yang terbaik, karena setelah saya dihibahkan itu artinya saya milik seluruh warga masyarakat Purworejo. Saya tidak akan melakukan hal-hal yang sifatnya politik praktis,” bebernya.
Turut hadir dalam makam malam adalah rombongan PD yang mengikuti safari SBY Tour de Java. Seperti Waketum PD Roy Suryo, dan Cornel Simbolon. Juga Ketua Komisi Pemenangan Pemilu PD Edhie Baskoro (Ibas), Sekjen Hinca Panjaitan, Ketua DPP Didik Mukrianto, Badan Kaderisasi Pramono Edhie, dan sejumlah politisi PD lainnya.
(Kongres Advokat Indonesia)