Pandemi Covid-19 sudah lebih dari dua tahun menggulung dunia. Dalam perkembangannya, manusia telah mampu menciptakan beberapa penambah kekebalan seperti vaksin dan obat-obatan untuk menangkal virus itu.
Dengan adanya penambah kekebalan ini, beberapa negara dunia pun mulai melonggarkan protokol Covid-19. Meski perkembangan varian Covid masih terjadi, beberapa negara di Eropa pun mulai melepaskan protokol kesehatan yang diterapkan.
Negara-negara tersebut antara lain, Inggris, Denmark, Irlandia dan Belanda. Terbaru, ini dilakukan Prancis dan Norwegia.
Di Prancis, pemerintah telah melonggarkan beberapa aturan pembatasan setelah adanya penurunan kasus infeksi Covid-19, Rabu (2/2/2022). Mulai kemarin, mengenakan masker di luar ruangan tidak lagi diwajibkan dan batas kapasitas penonton untuk teater, konser, pertandingan olahraga, dan acara lainnya telah dicabut.
Bekerja dari rumah (work from home) juga tidak lagi menjadi satu keharusan. Namun, pemerintah menekankan WFH tetap sangat disarankan.
Bukan cuma itu, langkah lanjutan juga akan dilakukan 16 Februari mendatang. Nantinya klub malam dapat dibuka kembali setelah ditutup pada Desember lalu. Tak hanya itu, aturan makan dan minum juga akan diizinkan di stadion, bioskop, dan transportasi umum.
Meski ditentang beberapa ahli akibat adanya potensi penularan tinggi varian Omicron, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengklaim angka vaksinasi yang sudah tinggi akan mengekang pandemi. Apalagi kini masyarakat Prancis memerlukan bukti inokulasi untuk mengakses segala sesuatu mulai dari bar dan restoran hingga bioskop dan transportasi umum jarak jauh.
Sementara itu, di Norwegia, pemerintahan pimpinan Perdana Menteri Jonas Gahr Stoere mengatakan restoran akan kembali diizinkan untuk menyajikan alkohol di luar jam 11 malam. Bekerja dari rumah tidak lagi wajib dan batas 10 pengunjung di rumah pribadi akan dihapus.
Langkah ini dilakukan negara Nordik itu disaat kasus sedang meninggi. Jonas mengatakan meski kasus meningkat, jumlah keterisian rumah sakit cukup sedikit mengingat vaksinasi yang sudah cukup mencakup porsi besar populasi.
“Bahkan jika lebih banyak orang terinfeksi, lebih sedikit yang dirawat di rumah sakit. Kami terlindungi dengan baik oleh vaksin. Ini berarti kami dapat melonggarkan banyak tindakan bahkan ketika infeksi meningkat dengan cepat,” kata Stoere dalam konferensi pers, Selasa (1/2/2022), dikutip dari The Straits Times.
Sementara itu, Indonesia sendiri saat ini kembali menunjukan tren Covid-19 yang signifikan. Kemarin, Jumat (4/2/2022), jumlah infeksi yang ditemukan di wilayah RI mencapai 32.211 kasus. Ini merupakan lonjakan lebih dari 80 kali lipat dibandingkan sebulan lalu pada tanggal 4 Januari dimana kasus masih berada di angka 300an kasus.
Hal ini sendiri mulai di dorong oleh penularan Varian Omicron. Varian ini masuk pada Desember lalu dari pelaku perjalanan luar negeri. Selain di Indonesia, varian yang pertama kali muncul di Afrika ini sudah dideteksi di lebih dari 100 negara dunia.
Kenaikan tajam ini pun membuat pemerintah Indonesia kembali mempertimbangkan beberapa pelonggaran yang diberikan. Salah satunya adalah sekolah tatap muka 100%, dimana beberapa daerah sudah memutuskan untuk menunda pemberlakuan hal ini.
Meski begitu, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa kondisi sejumlah fasilitas rumah sakit dalam menyikapi lonjakan kasus Covid-19 akibat Omicron masih terkendali. Ia menyebut kasus infeksi Omicron memiliki tingkat fatailitas yang cukup rendah.
“Hal ini terlihat dari kasus Covid di beberapa negara di mana tingkat keterisian rumah sakit relatif rendah,” jelasnya.
Jokowi juga mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dalam menghadapi berbagai varian baru Covid-19 ini. Ia meminta agar masyarakat tetap menjaga disiplin protokol kesehatan.
“Kurangi aktivitas yang tidak perlu, bagi yang belum divaksin agar segera divaksin. Yang sudah divaksin lengkap dan sudah waktunya disuntik booster, agar vaksin booster,” tegasnya. CNBC