Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) memastikan kasus kebocoran data Bank Indonesia. BSSN menyebut data yang bocor bukan data kritikal.
Juru bicara BSSN Anton Setiawan menjelaskan bahwa serangan terjadi pada Senin (17/1).
“Tim BSSN dan BI melakukan verifikasi terhadap konten dari data yang tersimpan. Data yang tersimpan diindikasikan merupakan data milik Bank Indonesia cabang Bengkulu,” kata Anton, Kamis (20/1).
Anton menjelaskan bahwa ada 16 PC yang terkena dampak dari serangan siber ini. Data-data yang dicuri berisi pekerjaan personal pada kantor BI Cabang Bengkulu, sehingga tidak berdampak pada data kritikal.
“Tidak ada data terkait sistem kritikal di BI,” jelas Anton mengutip detik.
Sebelumnya Bank Indonesia dilaporkan mengalami peretasan yang berimbas pada kebocoran sejumlah data. Serangan siber dilakukan oleh kelompok peretas yang menamai diri mereka geng ransomware Conti.
Kasus peretasan tersebut pertama kali diketahui dari sebuah unggahan akun Dark Tracer di media sosial Twitter.
“[ALERT] geng Conti ransomware mengumumkan “BANK OF INDONESIA” masuk dalam daftar korban,” ujar Dark Tracer lewat Twitter resminya, Kamis (20/1).
Dalam unggahan tersebut, akun Dark Tracer membagikan potongan tangkapan layar yang memuat data-data yang diduga berasal dari Bank Indonesia. Sejumlah data tersebut diberi nama corp.bi.go.id, dengan kode nama tambahan yang disamarkan.
Dalam tangkapan layar tersebut juga tertera keterangan total data yang bocor sebanyak 838 file sebesar 487,09 MB. CNNINDONESIA