Hari ini sebanyak 610 sekolah di Ibukota DKI Jakarta akan melaksanakan kegiatan belajar mengajar tatap muka dengan kapasitas 50%. Hal ini sesuai dengan Inmendagri tentang PPKM yang memperbolehkan sekolah tatap muka pada wilayah selain level 4. DKI Jakarta sendiri saat ini berada di level 3 penyebaran kasus Covid-19.
Menanggapi dimulainya belajar tatap muka, Presiden Kongres Advokat Indonesia Adv. Tjoetjoe Sandjaja Hernanto memberi saran kepada Pemprov DKI Jakarta untuk persuasif kepada para orang tua murid dan para siswa dalam memulai kegiatan. Artinya belajar tatap muka adalah hal baru yang akan kita mulai dalam masa pandemi ini. “Ini new normal kita,” kata Tjoetjoe.
“Mungkin ada dari orang tua murid, atau siswanya sendiri yang belum mau ke sekolah dengan berbagai faktor, menurut Saya sementara jangan dipaksakan, karena tatap muka dan berkumpul dengan jumlah banyak adalah sesuatu yang baru bagi kita dalam kurun waktu hampir dua tahun ini,” tutur Tjoetjoe, Senin (30/8).
Tjoetjoe mengatakan bahwa kita saat ini berada di era new normal, atau kebiasaan baru, dimana kita memang diharuskan menjaga jarak dan memakai masker di tempat ramai. Kebiasaan ini dulu dianggap aneh, namun kali ini yang tidak memakai masker dan tidak menjaga jaraklah yang dianggap aneh.
Mengembalikan pola pendidikan dari yang virtual ke tatap muka menurutnya bukan hal yang mudah mengingat waktu yang cukup lama kita menjalani pola pendidikan yang dilakukan secara virtual. Sama ketika kita dipaksa untuk menjalani pendidikan virtual dulu, perlu butuh proses mulai dari pola penerapan yang terus dicari agar efektif, mulai dari menggunakan WA grup, hingga menggunakan Zoom dan Google Meet, hal serupa juga berlaku sekarang, memulai tatap muka tidak mudah dan perlu dilakukan secara bertahap dan perlahan.
“Perlu ada persuasi dari pihak sekolah hingga disdik provinsi mungkin dalam kurun waktu satu bulan ini untuk memulai lagi kebiasaan kita hampir dua tahun yang lalu yaitu sekolah tatap muka. Jika ada sanksi untuk yang tidak masuk sekolah, hal seperti itu sebaiknya ditiadakan dulu,” kata founder Officium Nobile Indolaw ini menambahkan.
Tjoetjoe berharap proses belajar mengajar dengan tatap muka bisa berjalan dengan baik dan efektif, karena sudah cukup lama para siswa belajar di rumah.