Kompas.com – Operasi gabungan TNI-Polri untuk mengejar kelompok teroris Santoso di Sulawesi Tengah dengan nama sandi Operasi Tonimbala 2016 diperpanjang hingga September 2016 mendatang.
Sebelumnya, Operasi Tinombala tahap awal digelar selama tiga bulan sejak Januari 2016, dan berakhir hari ini. Operasi itu melibatkan sedikitnya 2.500 pasukan.
Perpanjangan operasi Tinombala 2016 tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, saat melakukan kunjungan kerja di Poso, Rabu (9/3/2016).
Meski diperpanjang dengan durasi waktu dua kali lipat, Luhut belum memastikan berapa besar jumlah penambahan pasukan.
“Untuk personel tambahan, nanti kita lihat,” ucap Luhut Binsar Panjaitan.
Dia menjelaskan, perpanjangan operasi kembali dilakukan mengingat belum tuntasnya gangguan keamanan dari kelompok Santoso.
Kelompok itu hingga kini belum juga berhasil ditumpas. Santoso sebagai target utama juga belum dapat ditangkap.
Luhut mengharapkan dukungan masyarakat untuk ikut membantu aparat keamanan dalam menumpas jaringan teroris kelompok Santoso.
“Selain aparat TNI-Polri, dukungan pemda serta seluruh masyarakat Poso sangat dibutuhkan untuk membantu dalam penuntasan kelompok Santoso,” kata Luhut.
Selama tiga bulan pelaksanaan Operasi Tinombala 2016, tim gabungan TNI-Polri berhasil menangkap beberapa orang anggota kelompok Santoso yang masuk dalam daftar daftar pencarian orang kepolisian.
Tim gabungan juga telah mengamankan ratusan jenis barang bukti yang selama ini diduga sebagai milik kelompok Santoso, seperti temuan bom rakitan, senjata api, dan amunisi.
(Kongres Advokat Indonesia)