Jakarta, CNN Indonesia — Ketua Dewan Perwakilan Amerika Serikat Nancy Pelosi menegaskan bahwa Presiden Donald Trump tetap menjadi ancaman besar bagi demokrasi di Negeri Paman Sam meski dia dibebaskan dari pemakzulan oleh Senat.
Pelosi mengecam hasil sidang pemakzulan di Senat yang menyatakan Trump tidak bersalah atas dugaan penyalahgunaan kewenangan dan menghalangi penyelidikan Kongres.
“Hari ini, Presiden dan Senat dari Partai Republik telah melegalkan pelanggaran hukum dan menolak sistem check and balances dalam konstitusi kita,” kata Pelosi melalui pernyataan yang dikeluarkan tak lama setelah Senat memutuskan membebaskan Trump dari dua pasal pemakzulan yang disahkan DPR AS pada Rabu (5/2).
“Presiden tetap menjadi ancaman berkelanjutan bagi demokrasi Amerika, dengan desakannya yang menganggap bahwa dirinya kebal terhadap hukum dan bahwa dia dapat merusak gelaran pemilihan umum jika dia mau,” tutur perempuan 79 tahun itu menambahkan.
Senat yang didominasi oleh politikus Republik, akhirnya tetap memutuskan membersihkan nama Trump dari tuduhan penyalahgunaan kekuasaan meskipun beberapa dari mereka mengakui sang commander in chief melakukan beberapa kesalahan.
Senat memutuskan tak memakzulkan Trump dengan perolehan suara 52 lawan 48.
Trump segera mengklaim kemenangan dirinya atas orang-orang yang ingin ‘mengusir’ dari Gedung Putih.
Ia menuturkan akan mengeluarkan pernyataan resmi terkait kemenangannya melawan upaya pemakzulan hari ini, Kamis (6/2).
“Saya akan membuat pernyataan publik besok pada pukul 12.00 waktu AS dari Gedung Putih untuk mendiskusikan kemenangan negara atas upaya pemakzulan yang hoax!” kicau Trump melalui akun Twitternya.
Dilansir dari AFP, keputusan Senat ini tak serta merta mengakhiri penyelidikan pemakzulan Trump yang dipimpin fraksi Partai Demokrat DPR AS.
Namun, keputusan itu memberikan momentum bagi Trump untuk fokus mengamankan periode keduanya sebagai presiden dalam pemilihan umum yang akan dilaksanakan November mendatang.
Baca Juga : Kucing Liar Yang Jadi Karyawan Di Firma Hukum