Merdeka.com – Presiden Direktur PT Bank Centra Asia (BCA) Tbk Jahja Setiaatmadja membenarkan telah terjadi pembobolan anjungan tunai mandiri (ATM) yang dilakukan oleh pemuda berinisial RP. Total kerugian akibat pembobolan hingga saat ini mencapai Rp 300 juta.
Pihaknya menerima laporan penangkapan pembobol ATM BCA tersebut dari ke polisian. “Ditangkapnya pembobol betul,” ujar dia kepada Liputan6.com di Jakarta.
Akibat aksi pembobolan ini, nasabah BCA mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Angka tersebut berdasarkan laporan dari nasabah. “Jumlah yang lapor kebobolan Rp 300 juta,” ujar dia.
Jahja memastikan pihaknya tetap akan bertanggung jawab kepada nasabah akibat kejadian ini. BCA akan mengganti kerugian yang dialami nasabahnya. “BCA ganti kerugiannya,” tandas dia.
Sebelumnya, seorang pemuda berinsial RP ditangkap penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Dia diduga membobol ATM dengan modus skimming atau penggandaan ATM.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, pihaknya menangkap RP pada 26 Februari 2019.
“Tersangka ditangkap di bilangan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, pada 26 Februari 2019,” kata Argo saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (17/3).
Tersangka, jelas Argo, membobol ATM salah satu bank swasta. Berdasarkan laporan salah satu korban pada tanggal 11 Februari 2019.
“Tersangka adalah wiraswasta dan beralamat di Menteng, Jakarta Pusat,” beber Argo.
Akibat kejahatan tersebut, ditaksir kerugian mencapai Rp 300 juta. Hasil penyelidikan, polisi menyita masker saat tersangka melakukan kejahatannya, 1 buah ATM, dan 2 buah atm warna putih yang sudah diduplikasi, selain juga handphone dan peralatan skimming.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Andre Rosiade membantah tudingan, pembobol Anjungan Tunai Mandiri (ATM) adalah keponakan capres Prabowo Subianto. Dia menjelaskan tersangka kasus skimming tersebut hanya saudara jauh Prabowo.
“Bukan ponakan ya. Pertama yang bersangkutan bukan keponakan Prabowo yang bersangkutan tapi kerabat jauh,” kata Andre di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3/2019).
Dia menjelaskan, persoalan ini adalah murni kasus hukum yang tidak ada kaitannya dengan BPN. Juga tidak ada kaitannya dengan adik kandung Prabowo, Hasihm Djojohadikusumo.
“Tidak ada urusan dengan Tidar (organisasi di Gerindra) dengan Gerindra dengan Pak Hashim. Lalu kami akan tuntut link-link yang coba-coba lakukan kampanye hitam, dengan mengaitkan Pak Hashim, Tidar, Gerindra atau BPN,” ungkap Andre.
Politikus Partai Gerindra ini tidak bisa menjelaskan secara rinci seperti apa hubungan kekerabatan Prabowo dengan oknum tersebut. Dia hanya menjelaskan, ayah Prabowo memiliki hubungan kekerabatan dengan orangtua pelaku itu.
“Enggak tahu tapi kata pimpinan kalau enggak salah Pak Mitro almarhum itu masih sepupuan sama kakeknya atau orangtua yang bersangkutan tapi saya enggak tau persis tapi info ini baru saya dapatkan tadi dari direktur advokasi dan hukum BPN,” ucap Andre.
Baca Juga : Enam WNI Di Masjid Ketika Pembantaian, Menlu RI Nyatakan Duka Cita