Kompas.com – Pertumbuan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 tercatat sebesar 4,79 persen. Beberapa pihak pun memandang pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus melanjutkan penguatan pada tahun 2016 ini.
Meskipun demikian, Bank Indonesia (BI) memandang prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dihantui berbagai macam ancaman dan kekhawatiran, khususnya dari kondisi ekonomi global.
Gubernur BI Agus DW Martowardojo menyatakan, secara umum kondisi ekonomi dunia saat ini masih mengkhawatirkan. “Kita lihat upaya pemulihan berjalan pelan dan cenderung buruk. Beberapa negara seperti disampaikan beberapa lembaga, pertumbuhan ekonominya melemah,” kata Agus di Kompleks Perkantoran BI, Jumat (4/3/2016).
Selain itu, imbuh Agus, harga minyak dan komoditas lainnya juga masih belum menunjukkan pemulihan yang berarti.
Dengan demikian, kondisi ini juga dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia, termasuk Indonesia. “Beberapa negara, seperti negara-negara Eropa dan Jepang sudah masuk ke kebijakan moneter yang tidak konvensional. Mereka menerapkan kebijakan bunga negatif,” tutur Agus.
Agus pun menjelaskan, melemahnya perekonomian dunia banyak disumbang oleh negara-negara berkembang, seperti China, Brazil, dan Rusia. Selain itu, Afrika Selatan yang juga mengalami perlambatan ekonomi juga memberi kontribusi terhadap kondisi melemahnya ekonomi dunia.
“Kita lihat ada beberapa negara yang cukup baik, seperti India dan Meksiko. Kita harapkan Indonesia menjadi negara berkembang yang (pertumbuhan ekonominya) baik di tahun 2016 dengan target pencapaian pertumbuhan ekonomi 5,2 sampai 5,6 persen,” jelas Agus.
(Kongres Advokat Indonesia)