Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) sekaligus Direktur PT Bank Central Asia Tbk Santoso mengatakan, pihaknya terus melakukan edukasi terhadap nasabah agar memaksimalkan perlindungan tabungan di bank.
Menurut Santoso, ada banyak kasus uang nasabah hilang begitu saja, dan setelah dicek, pelakunya adalah orang terdekatnya. Bahkan dalam beberapa kejadian, pelakunya adalah pasangan sendiri. Maka dari itu, penting untuk memastikan password, user id, dan PIN tidak diberikan kepada pasangan.
“Banyak kasus-kasusnya, kita enggak tahu seberapa terbuka, karena pasti namanya user id, password bersifat personal. Kalau nanti giliran terjadi kasus, banyak sekali ada kasus-kasus di ATM tiba-tiba dia merasa ‘kok banyak uang saya yang berkurang’. Kita cek transaksi di satu ATM dan kebetulan ada kamera, setelah dilihat masih banyak, pasangannya,” kata Santoso di ICE BSD, Jumat (8/9/2023).
Tak hanya perkara uang tabungan, Santoso mengungkapkan kasus-kasus lainnya, termasuk seperti pembelian produk di e-commerce. Meskipun dilakukan verifikasi, ternyata dengan terlalu terbukanya hal-hal personal kepada pasangan, akhirnya dimanfaatkan.
“Transaksi di e-commerce juga seperti itu, setelah kita cek e-commerce kontak verifikasi adalah kode one time password (OTP), katakanlah suami, selalu dikirim ke HP suami dong, ternyata bisa masuk ke e-commerce. Berarti ada orang terdekat di sana. Orang terdekat kalau enggak istri ya anak. Banyak kasus yang terjadi,” jelasnya.
Santoso mengatakan, dalam sehari BCA melakukan hampir 100 juta transaksi digital. Dengan nilai transaksi digital yang tinggi, Santoso memperkirakan ada ribuan transaksi yang mungkin berpotensi dilakukan oleh orang terdekat tanpa sepengetahuan pemilik rekening tabungan. KOMPAS